Difference between revisions of "Luhut Jawab Protes Cina Terkait Penamaan Laut Natuna Utara"
m |
Poisonghana3 (talk | contribs) m |
||
Line 1: | Line 1: | ||
− | + | MUHAMMAD EKO PRASETYO, 1216041070 (2016) RESOLUSI POTENSI KONFLIK REGIONAL Studi tentang Diplomasi ASEAN dalam Penyelesaian Konflik di Laut China Selatan. Secara laut china selatan ini mempunyai letak yang strategis bagi sisi ekonomi, sumberdaya dan politis karena, kawasan ini memiliki banyak potensi sumberdaya yang melimpah, dan memiliki nilai politis bagai bentuk kerjasama perdagangan international, laut china selatan merupakan jalur laut paling strategis untuk dilewati karena merupakan salah satu jalur laut perdagangan international, serta mengapa berpotensi konflik atas kepemilikan dua pulau tersebut.<br />Pemerintah di suatu negara tentu akan berupaya dalam mempertahankan keutuhan wilayahnya. Untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, terdapat ide untuk membentuk sebuah kementerian maritim yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Penempatan kapal dan pesawat patroli TNI angkatan laut dan udara di perbatasan Laut China Selatan dan perairan Natuna, juga diperlukan dalam rangka mengimbangi kekuatan patroli negara lain.<br />Apabila negosiasi tersebut memakan waktu yang cukup lama, maka akan berpengaruh pada situasi konflik yang semakin membesar dan inisiatif untuk mewujudkan perdamaian akan sulit tercapai tanpa adanya resolusi. Namun karena sifatnya yang rekomendatif dan tidak mengikat, konvensi tersebut tidak mempunyai kekuatan memaksa untuk melarang negara-negara melakukan kekerasan sebagai metode penyelesaian sengketa.<br /><br />Penguasaan kawasan Laut Cina Selatan memberi keuntungan besar bagi penguasaan ekonomi melalui jalur perdagangan laut dan berpengaruh langsung kepada negara-negara kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Dampak positifnya telah dirasakan, yaitu penurunan biaya bahan pokok di wilayah Timur Indonesia. Demikian pula dengan adanya hubungan yang tidak serasi antara dua Negara komunis Cina dan Korea Utara oleh penetapan zona militer (Militery Warning Zone) di mulut Teluk Po Hai yang sebagian masuk Wilayah Korea Utara di Teluk Korea.<br /><br />Pilihan apapun yang akan diambil nantinya oleh pemerintahan yang baru, baik itu membentuk Kementerian Maritim, Kementerian Koordinator Maritim, atau hanya dengan penguatan dan efisiensi Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta peningkatan sinergi dengan kementerian terkait maritim lainnya, dibutuhkan komitmen penuh dan kuat dari Pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk melaksanakan kebijakan pembangunan berbasis kelautan sehingga dapat menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang kuat di dunia.<br />Bahwa salah satu tujuan nasional yang ingin dicapai Negara Republik Indonesia sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, alinea keempat, yaitu …Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial…”. Kementerian Pertahanan mendorong peran aktif dari lembaga-lembaga pemikiran (think tank) pertahanan dan keamanan di Indonesia agar lebih aktif dalam memberikan kontribusi pemikiran alternatif terhadap pelaksanaan diplomasi pertahanan.<br /> [https://ourdoings.com/lehmancheek14pfvpog/ pt sgb] , Marty membenarkan bahwa memang masih ada batas-batas wilayah yang belum jelas dengan wilayah negara lain. Pembangunan kapasitas maritim di berbagai bidang, tidak saja ditujukan bagi kepentingan Indonesia, tapi juga bagi kepentingan dunia. Kerjasama operasi yang dilaksanakan oleh Indonesia dalam hal ini TNI dengan negara-negara lain masih relatif terbatas.<br /><br />Kini, Beijing mengklaim lebih dari 95 persen Laut China Selatan dan mengandalkan kawasan tersebut sebagai pemasok 85 persen impor minyak mentah China. Kunjungan Kepala The Royal Danish Navy, Frank Trojahn ke Indonesia pada tahun 2017 salah satunya dalam rangka memberikan solusi pertahanan laut kepada Bakamla. Di sisi lain, negara-negara pesisir lainnya juga mengklaim kedaulatan atas pulau-pulau kecil di Laut China Selatan, yaitu, Vietnam mengklaim Pulau Spartly, sementara Filipina dan Brunei mengklaim Kelompok Pulau Kalayan (KIG).<br />Dalam pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri Asia dan Timur Tengah, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan, Beijing "bersikeras memecahkan masalah Laut Tiongkok Selatan secara damai lewat konsultasi dan negosiasi dengan pihak yang bersangkutan". Di bagian selatan terdapat Taiwan, wilayah yang selalu mejadi perdebatan sengit antara china dan amerika serikat.<br />Dua negara yang mempersengketakan wilayah Laut Cina Selatan adalah Cina dan Filipina. Yang dilakukannya di kawasan ini kepada otoritas Cina. Laut Cina Selatan adalah salah satu perairan yang memiliki ratusan pulau kecil dengan lokasi strategis khususnya dalam sektor ekonomi. Di Laut Cina Timur, tuntutan Cina terhadap landas kontinen di wilayah ini, menciptakan be­berapa wilayah tumpang-tindih dengan tuntutan landas kontinen negara-negara Jepang, Taiwan dan Korea Selatan. |
Revision as of 07:09, 10 July 2020
MUHAMMAD EKO PRASETYO, 1216041070 (2016) RESOLUSI POTENSI KONFLIK REGIONAL Studi tentang Diplomasi ASEAN dalam Penyelesaian Konflik di Laut China Selatan. Secara laut china selatan ini mempunyai letak yang strategis bagi sisi ekonomi, sumberdaya dan politis karena, kawasan ini memiliki banyak potensi sumberdaya yang melimpah, dan memiliki nilai politis bagai bentuk kerjasama perdagangan international, laut china selatan merupakan jalur laut paling strategis untuk dilewati karena merupakan salah satu jalur laut perdagangan international, serta mengapa berpotensi konflik atas kepemilikan dua pulau tersebut.
Pemerintah di suatu negara tentu akan berupaya dalam mempertahankan keutuhan wilayahnya. Untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, terdapat ide untuk membentuk sebuah kementerian maritim yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Penempatan kapal dan pesawat patroli TNI angkatan laut dan udara di perbatasan Laut China Selatan dan perairan Natuna, juga diperlukan dalam rangka mengimbangi kekuatan patroli negara lain.
Apabila negosiasi tersebut memakan waktu yang cukup lama, maka akan berpengaruh pada situasi konflik yang semakin membesar dan inisiatif untuk mewujudkan perdamaian akan sulit tercapai tanpa adanya resolusi. Namun karena sifatnya yang rekomendatif dan tidak mengikat, konvensi tersebut tidak mempunyai kekuatan memaksa untuk melarang negara-negara melakukan kekerasan sebagai metode penyelesaian sengketa.
Penguasaan kawasan Laut Cina Selatan memberi keuntungan besar bagi penguasaan ekonomi melalui jalur perdagangan laut dan berpengaruh langsung kepada negara-negara kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Dampak positifnya telah dirasakan, yaitu penurunan biaya bahan pokok di wilayah Timur Indonesia. Demikian pula dengan adanya hubungan yang tidak serasi antara dua Negara komunis Cina dan Korea Utara oleh penetapan zona militer (Militery Warning Zone) di mulut Teluk Po Hai yang sebagian masuk Wilayah Korea Utara di Teluk Korea.
Pilihan apapun yang akan diambil nantinya oleh pemerintahan yang baru, baik itu membentuk Kementerian Maritim, Kementerian Koordinator Maritim, atau hanya dengan penguatan dan efisiensi Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta peningkatan sinergi dengan kementerian terkait maritim lainnya, dibutuhkan komitmen penuh dan kuat dari Pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk melaksanakan kebijakan pembangunan berbasis kelautan sehingga dapat menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang kuat di dunia.
Bahwa salah satu tujuan nasional yang ingin dicapai Negara Republik Indonesia sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, alinea keempat, yaitu …Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial…”. Kementerian Pertahanan mendorong peran aktif dari lembaga-lembaga pemikiran (think tank) pertahanan dan keamanan di Indonesia agar lebih aktif dalam memberikan kontribusi pemikiran alternatif terhadap pelaksanaan diplomasi pertahanan.
pt sgb , Marty membenarkan bahwa memang masih ada batas-batas wilayah yang belum jelas dengan wilayah negara lain. Pembangunan kapasitas maritim di berbagai bidang, tidak saja ditujukan bagi kepentingan Indonesia, tapi juga bagi kepentingan dunia. Kerjasama operasi yang dilaksanakan oleh Indonesia dalam hal ini TNI dengan negara-negara lain masih relatif terbatas.
Kini, Beijing mengklaim lebih dari 95 persen Laut China Selatan dan mengandalkan kawasan tersebut sebagai pemasok 85 persen impor minyak mentah China. Kunjungan Kepala The Royal Danish Navy, Frank Trojahn ke Indonesia pada tahun 2017 salah satunya dalam rangka memberikan solusi pertahanan laut kepada Bakamla. Di sisi lain, negara-negara pesisir lainnya juga mengklaim kedaulatan atas pulau-pulau kecil di Laut China Selatan, yaitu, Vietnam mengklaim Pulau Spartly, sementara Filipina dan Brunei mengklaim Kelompok Pulau Kalayan (KIG).
Dalam pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri Asia dan Timur Tengah, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan, Beijing "bersikeras memecahkan masalah Laut Tiongkok Selatan secara damai lewat konsultasi dan negosiasi dengan pihak yang bersangkutan". Di bagian selatan terdapat Taiwan, wilayah yang selalu mejadi perdebatan sengit antara china dan amerika serikat.
Dua negara yang mempersengketakan wilayah Laut Cina Selatan adalah Cina dan Filipina. Yang dilakukannya di kawasan ini kepada otoritas Cina. Laut Cina Selatan adalah salah satu perairan yang memiliki ratusan pulau kecil dengan lokasi strategis khususnya dalam sektor ekonomi. Di Laut Cina Timur, tuntutan Cina terhadap landas kontinen di wilayah ini, menciptakan beberapa wilayah tumpang-tindih dengan tuntutan landas kontinen negara-negara Jepang, Taiwan dan Korea Selatan.